Kemajuan teknologi tak lagi hanya dinikmati masyarakat kota. Kini, dunia pertanian pun mulai bertransformasi ke arah digital. Sejumlah desa di wilayah Kabupaten Ngawi mulai mengenal dan menerapkan teknologi pertanian cerdas (smart farming), sebuah pendekatan modern yang memanfaatkan data dan perangkat digital untuk meningkatkan efisiensi dan hasil pertanian.
Melalui program dari pemerintah daerah dan kerja sama dengan penyedia teknologi pertanian, para petani diperkenalkan pada sensor tanah, sistem irigasi otomatis, serta aplikasi pemantauan cuaca berbasis ponsel pintar. Teknologi ini memungkinkan petani mengetahui kondisi tanah dan cuaca secara akurat sebelum mengambil keputusan tanam, pemupukan, atau penyiraman.
“Sekarang kami tidak lagi menebak-nebak kapan harus menyiram atau memupuk. Aplikasi bisa menunjukkan tingkat kelembaban tanah, bahkan memprediksi cuaca. Ini sangat membantu,” ujar salah satu petani yang sudah mulai menggunakan teknologi ini di lahannya.
Program ini juga dilengkapi dengan pelatihan langsung kepada para petani, agar mereka tidak hanya mengenal perangkat, tapi juga paham cara membaca data dan memanfaatkannya dalam praktik sehari-hari.
Pemerintah daerah menyatakan bahwa transformasi digital di sektor pertanian merupakan langkah strategis dalam menghadapi perubahan iklim, menurunnya jumlah tenaga kerja tani, serta tantangan ketahanan pangan nasional.
Dengan hadirnya teknologi di sawah-sawah pedesaan, kini pertanian bukan lagi sekadar pekerjaan fisik, tetapi juga berbasis ilmu dan data. Harapannya, semakin banyak petani muda yang tertarik kembali bertani karena melihat potensi besar dari pertanian modern yang efisien, cerdas, dan menguntungkan.